Pages

Selasa, 04 Februari 2014

DATUK EMPAT SUKU KERAJAAN SIAK





DATUK EMPAT SUKU KERAJAAN SIAK


Pendahuluan
Berangkat dari petuah orang-orang tua dahulu dan orang-orang bijak itulah, kami akan menyampaikan atau menguraikan kemali tentang ringkasan sejarah kerajaan Siak. Jika dalam penyampaian kami ini ada yang kurang mengena, kami mohon tunjuk dan ajar dari orang-orang tua yang mengerti dan faham betul tentang sejarah Kerajaan Siak, karena dalam penyampaian ini tidak ada maksud dan tujuan yang bukan-bukan, kami hanyalah ingin menunjukkan sejarah yang ada.

Istana Sultan Siak, Sultan Syarif Qasim II
Peran dan jasa Datuk Empat Suku terhadap pendirian kerajaan Siak sangat luar biasa. Empat Datuk yang kami maksud di sini adalah :
1.    Datuk Kampar
2.    Datuk Lima Puluh
3.    Datuk Pesisir
4.    Datuk Tanah Datar
Lembaran Sejarah Kerajaan Siak
Kesultanan Johor (saat ini terletak di Negara jiran Malaysia) yang waktu itu mempunyai Sultan yang bernama Sultan Mahmud Syah II Tahun 1685-1699. Kesultanan Johor yang aman tenteram dan sejahtera berada dibawah kepemimpinan Sultan Mahmud Syah II. Suatu ketika dikudeta oleh Megat Srirama, Laksamana Bintan. Megat Srirama menyusun strategi dengan menghasut para pembesar istana dan pada akhirnya mempunyai kekuatan untuk merampas kesultanan Johoh. Maka diciptakanlah huru hara dimana mana, yang akhirnya Sultan Mahmud Syah II dalam umur 24 Tahun mati dibunuh di tangan Megat Srirama, Laksamana Bintan pada hari Jum’at bulan Agustus 1699.

Gelar Pahlawan SSQ II oleh President BJ Habibie
Dengan telah terbunuhnya Sultan Mahmud Syah II, maka keadan dan suasana kesultanan Johor menjadi kacau balau, akan tetapi ada juga para pembesar istana masih setia pada Sultan Mahmud Syah II. Mereka-lah yang menyelamatkan isteri Sultan Mahmud Syah II yang bernama Encik Pung.
Dalam pelarian tersebut sewaktu istirahat Encik Pung menyampaikan bahwa diri nya dalam keadaan berbadan dua (hamil). Maka mereka terkejut sekaligus gembira bahwa Sultan Mahdmud Syah II masih mempunyai keturunan dan mereka berharap anak yang ada di dalam kandungan isteri Sultan tersebut adalah laki-laki.
Di dalam pelarian tersebut encik Pung melahirkan seorang bayi laki-laki yang oleh empat orang para pembesar istina itu sepakat memberi gelar Raja Kecik. Ketika Raja Kecik berumur 5 Tahun, sampailah mereka di kerajaan Pagar Ruyung (di daerah Sumatera Barat sekarang).
Rombongan Raja Kecik disambut baik di kerajaan Pagar Ruyung, nama Raja Pagar Ruyung tidak langsung percaya dengan apa yang telah disampaikan oleh pengikut setia Raja Kecik (empat orang para bembesar istana Johon). Kalau memang benar bahwa Raja Kecik itu adalah keturunan Raja, maka dia (Raja Kecik) akan bisa melewati dua ujian yang akan diberikan.
Ujian Pertama
Raja Kecik bersama-sama anak Raja Pagar Ruyung disuruh bermain di bawah pokok Jelatang yang tumbuh di halaman istana Pagar Ruyung yang pada saat itu sedang turun hujan. Kalau Raja Kecik bukan anak Raja, maka seluruh badan nya akan gatal-gatal dan kulit nya akan melepuh/terkelupas. Namun apa yang terjadi, Raja Kecik tidak terjadi sesuatu apa pun bahkan tidak merasa gatal-gatal dan justeru asyik bermain di bawah pokok Jelatang tersebut.
Ujian Kedua
Raja Kecik didudukan di atas kursi Raja Pagar Ruyung dan kepala nya dipasangkan mahkota kerajaan Pagar Ruyung, namun apa yang terjadi, Raja Kecik dengan senangnya duduk di singgasana dengan dipakaikan mahkota dan tidak terjadi sesuatu apa pun pada nya.
Dengan dua ujian yang telah diberikan oleh Raja Pagar Ruyung dan Raja Kecik tidak terjadi apapun, maka Raja Pagar Ruyung menyatakan Raja Kecik telah lulus ujian. Selatnjutnya Raja Kecik dijadikan anak angkat Raja Pagar Ruyung dan tinggal serta diasuh di istana Raja Pagar Ruyung.
Raja Pagar Ruyung menilai empat orang para pembesar Kesultanan Johor, yang menyelematkan Raja Kecik dianggap sangat berjasa, maka mereka diberi gelar kehormatan oleh Raja Pagar Ruyung, yaitu :
Yang pertama diberi gelar Datuk Pesisir
Yang kedua diberi gelar Datuk Tanah Datar
Yang kegtiga diberi gelar Datuk Lima Puluh
Yang keempat diberi gelar Datuk Kampar
Itulah gelar kehormatan yang telah diberikan oleh Raja Pagar Ruyung kepada empat orang pembesar istana Kesultanan Johor yang sangat berjasa kepada Raja Kecik.
Raja Kecik kemudiannya dibawa orang ke Pagar Ruyung. Apabila dewasa, lalu beliau dengan bantuan orang Minangkabau dan Orang Laut menyerang Riau. Tahun 1719 Riau dapat ditawan, kerabat Sultan Abdul Jalil habis dibunuh. Sultan Abdul Jalil diturunkan pangkat menjadi Bendahara dan anaknya dikawini oleh Raja Kecil. Bendahara ini melarikan diri ke Terengganu tetapi dapat dibunuh oleh orang upahan Raja Kecil, dan anaknya Raja Sulaiman ditawan.
Setelah Raja Kecik dewasa dan telah cukup bekal ilmu agama, ilmu kebatinan (beladiri) yang ia dapat di Kerajaan Pagar Ruyung, lalu setelah dewasa, ia mendapat cerita bahwa orang tua nya yang sebenarnya adalah seorang Sultan Mahmud Syah II dari Kerajaan Johor mati terbunuh oleh Megat Srirama. Maka muncullah niat nya untuk merebut kembali kesultanan Johor.
Pada tahun 1717 Raja Kecik berangkat (turun) ke Riau dengan didampingi oleh Datuk Empat Suku serta dikawal oleh para pendekar dan hulubalang dari kerajaan Pagar Ruyung. Sesampainya rombongan Raja Kecik di suatu daerah bernama Buantan, Raja Kecik sangat tertarik dengan daerah tersebut, lalu Dia membangun istana di sana.
Raja Kecil ditabalkan oleh Datuk Empat Suku menjadi Sultan Siak Pertama sebagai “Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah” sehingga sampai akhir hayat nya Dia mangkat di Buantan dan bergelar “Marhum Buantan.”
Dengan besarnya jasa Datuk Empat Suku terhadap keberadaan Kerajaan Siak, Datuk Empat Suku tidak pernah terhapus dari struktur pemerintahan kerajaan Siak hingga sampai pada Sultan Siak XII yaitu Sultan Syarif Qasim II. Setelah kerajaan Siak bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1945.
Itulah sekilas sejarah pendirian Kerajaan Siak dan peran Datuk Empat Suku dalam mendirikan dan mengembangkan Kerajaan Siak.
Tujuan
Tujuan kami menyajikan atau mengenangkan dan mengangkat kembali sejarah berdirinya Kerajaan Siak adalah :
1.    Melestarikan kembali sejarah Kerajaan Siak
2.    Mempertemukan alur darah salah satu Datuk Empat Suku
3.    Silaturahim alur darah Datuk Empat Suku
Dari penyajian sekilas sejarah pendirian kerajaan Siak yang telah kami sampaikan di atas, maka alur keturunan dari Datuk Empat Suku perlu ditelusuri keberadaan nya dan keabsyahan nya sesuai dengan informasi yang didapat dari para orang tua yang masih hidup dan saksi sejarah Kerajaan Siak, untuk menggantikan/meneruskan/melestarikan kembali Kerajaan Siak melalui proses pemilihan dan ujian.
Setelah masing-masing Datuk Empat Suku sudah ditentukan, maka akan diadakan secara adat istiadat untuk Penabalan Datuk Empat Suku.

0 komentar: