DATUK EMPAT SUKU KERAJAAN SIAK
Pendahuluan
Berangkat
dari petuah orang-orang tua dahulu dan orang-orang bijak itulah, kami akan
menyampaikan atau menguraikan kemali tentang ringkasan sejarah kerajaan Siak.
Jika dalam penyampaian kami ini ada yang kurang mengena, kami mohon tunjuk dan
ajar dari orang-orang tua yang mengerti dan faham betul tentang sejarah
Kerajaan Siak, karena dalam penyampaian ini tidak ada maksud dan tujuan yang
bukan-bukan, kami hanyalah ingin menunjukkan sejarah yang ada.
Peran
dan jasa Datuk Empat Suku terhadap pendirian kerajaan Siak sangat luar biasa.
Empat Datuk yang kami maksud di sini adalah :
1. Datuk
Kampar
2. Datuk
Lima Puluh
3. Datuk
Pesisir
4. Datuk
Tanah Datar
Lembaran Sejarah Kerajaan
Siak
Kesultanan
Johor (saat ini terletak di Negara jiran Malaysia) yang waktu itu mempunyai
Sultan yang bernama Sultan Mahmud Syah II Tahun 1685-1699. Kesultanan Johor
yang aman tenteram dan sejahtera berada dibawah kepemimpinan Sultan Mahmud Syah
II. Suatu ketika dikudeta oleh Megat Srirama, Laksamana Bintan. Megat Srirama
menyusun strategi dengan menghasut para pembesar istana dan pada akhirnya
mempunyai kekuatan untuk merampas kesultanan Johoh. Maka diciptakanlah huru
hara dimana mana, yang akhirnya Sultan Mahmud Syah II dalam umur 24 Tahun mati dibunuh
di tangan Megat Srirama, Laksamana Bintan pada hari Jum’at bulan Agustus 1699.
Dengan
telah terbunuhnya Sultan Mahmud Syah II, maka keadan dan suasana kesultanan
Johor menjadi kacau balau, akan tetapi ada juga para pembesar istana masih
setia pada Sultan Mahmud Syah II. Mereka-lah yang menyelamatkan isteri Sultan
Mahmud Syah II yang bernama Encik Pung.
Dalam
pelarian tersebut sewaktu istirahat Encik Pung menyampaikan bahwa diri nya
dalam keadaan berbadan dua (hamil). Maka mereka terkejut sekaligus gembira
bahwa Sultan Mahdmud Syah II masih mempunyai keturunan dan mereka berharap anak
yang ada di dalam kandungan isteri Sultan tersebut adalah laki-laki.
Di
dalam pelarian tersebut encik Pung melahirkan seorang bayi laki-laki yang oleh
empat orang para pembesar istina itu sepakat memberi gelar Raja Kecik. Ketika
Raja Kecik berumur 5 Tahun, sampailah mereka di kerajaan Pagar Ruyung (di
daerah Sumatera Barat sekarang).
Rombongan
Raja Kecik disambut baik di kerajaan Pagar Ruyung, nama Raja Pagar Ruyung tidak
langsung percaya dengan apa yang telah disampaikan oleh pengikut setia Raja
Kecik (empat orang para bembesar istana Johon). Kalau memang benar bahwa Raja
Kecik itu adalah keturunan Raja, maka dia (Raja Kecik) akan bisa melewati dua
ujian yang akan diberikan.
Ujian
Pertama
Raja
Kecik bersama-sama anak Raja Pagar Ruyung disuruh bermain di bawah pokok
Jelatang yang tumbuh di halaman istana Pagar Ruyung yang pada saat itu sedang
turun hujan. Kalau Raja Kecik bukan anak Raja, maka seluruh badan nya akan gatal-gatal
dan kulit nya akan melepuh/terkelupas. Namun apa yang terjadi, Raja Kecik tidak
terjadi sesuatu apa pun bahkan tidak merasa gatal-gatal dan justeru asyik
bermain di bawah pokok Jelatang tersebut.
Ujian
Kedua
Raja
Kecik didudukan di atas kursi Raja Pagar Ruyung dan kepala nya dipasangkan
mahkota kerajaan Pagar Ruyung, namun apa yang terjadi, Raja Kecik dengan
senangnya duduk di singgasana dengan dipakaikan mahkota dan tidak terjadi
sesuatu apa pun pada nya.
Dengan
dua ujian yang telah diberikan oleh Raja Pagar Ruyung dan Raja Kecik tidak
terjadi apapun, maka Raja Pagar Ruyung menyatakan Raja Kecik telah lulus ujian.
Selatnjutnya Raja Kecik dijadikan anak angkat Raja Pagar Ruyung dan tinggal
serta diasuh di istana Raja Pagar Ruyung.
Raja
Pagar Ruyung menilai empat orang para pembesar Kesultanan Johor, yang
menyelematkan Raja Kecik dianggap sangat berjasa, maka mereka diberi gelar
kehormatan oleh Raja Pagar Ruyung, yaitu :
Yang
pertama diberi gelar Datuk Pesisir
Yang
kedua diberi gelar Datuk Tanah Datar
Yang
kegtiga diberi gelar Datuk Lima Puluh
Yang
keempat diberi gelar Datuk Kampar
Itulah
gelar kehormatan yang telah diberikan oleh Raja Pagar Ruyung kepada empat orang
pembesar istana Kesultanan Johor yang sangat berjasa kepada Raja Kecik.
Raja Kecik kemudiannya
dibawa orang ke Pagar Ruyung. Apabila dewasa, lalu beliau dengan bantuan orang
Minangkabau dan Orang Laut menyerang Riau. Tahun 1719 Riau dapat ditawan,
kerabat Sultan Abdul Jalil habis dibunuh. Sultan Abdul Jalil diturunkan pangkat
menjadi Bendahara dan anaknya dikawini oleh Raja Kecil. Bendahara ini melarikan
diri ke Terengganu tetapi dapat dibunuh oleh orang upahan Raja Kecil, dan
anaknya Raja Sulaiman ditawan.
Setelah
Raja Kecik dewasa dan telah cukup bekal ilmu agama, ilmu kebatinan (beladiri)
yang ia dapat di Kerajaan Pagar Ruyung, lalu setelah dewasa, ia mendapat cerita
bahwa orang tua nya yang sebenarnya adalah seorang Sultan Mahmud Syah II dari
Kerajaan Johor mati terbunuh oleh Megat Srirama. Maka muncullah niat nya untuk
merebut kembali kesultanan Johor.
Pada
tahun 1717 Raja Kecik berangkat (turun) ke Riau dengan didampingi oleh Datuk
Empat Suku serta dikawal oleh para pendekar dan hulubalang dari kerajaan Pagar
Ruyung. Sesampainya rombongan Raja Kecik di suatu daerah bernama Buantan, Raja
Kecik sangat tertarik dengan daerah tersebut, lalu Dia membangun istana di
sana.
Raja
Kecil ditabalkan oleh Datuk Empat Suku menjadi Sultan Siak Pertama sebagai
“Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah” sehingga sampai akhir hayat nya Dia mangkat di
Buantan dan bergelar “Marhum Buantan.”
Dengan
besarnya jasa Datuk Empat Suku terhadap keberadaan Kerajaan Siak, Datuk Empat
Suku tidak pernah terhapus dari struktur pemerintahan kerajaan Siak hingga
sampai pada Sultan Siak XII yaitu Sultan Syarif Qasim II. Setelah kerajaan Siak
bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1945.
Itulah
sekilas sejarah pendirian Kerajaan Siak dan peran Datuk Empat Suku dalam
mendirikan dan mengembangkan Kerajaan Siak.
Tujuan
Tujuan
kami menyajikan atau mengenangkan dan mengangkat kembali sejarah berdirinya
Kerajaan Siak adalah :
1. Melestarikan
kembali sejarah Kerajaan Siak
2. Mempertemukan
alur darah salah satu Datuk Empat Suku
3. Silaturahim
alur darah Datuk Empat Suku
Dari
penyajian sekilas sejarah pendirian kerajaan Siak yang telah kami sampaikan di
atas, maka alur keturunan dari Datuk Empat Suku perlu ditelusuri keberadaan nya
dan keabsyahan nya sesuai dengan informasi yang didapat dari para orang tua
yang masih hidup dan saksi sejarah Kerajaan Siak, untuk menggantikan/meneruskan/melestarikan
kembali Kerajaan Siak melalui proses pemilihan dan ujian.
0 komentar:
Posting Komentar