Tata Upacara Adat Perkawinan Melayu Riau
Ajaran dan
syariat agama Islam menjadi bagian yang paling utama termasuk pada upacara
sakral helat pernikahan, sehingga disebut Adat Melayu bersendikan
Syarak, Syarak bersendikan Kitabullah. Oleh karena itu senarai
pernikahan ini memaparkan susur galur adat istiadat pernikahan atau perkawinan
masyarakat melayu yang mengarah kepada kepentingan upacara protokoler.
Adapun tahapan
- tahapan yang dilalui pada upacara adat pernikahan Melayu Riau ini antara
lain :
I. MERISIK
Sebelum zaman kemajuan seperti sekarang ini, pergaulan wanita dengan laki-laki tidaklah terbuka dan satu sama lain. Mereka dibatasi oleh adat budaya Melayu yang telah mengatur itu semua dan didukung oleh masyarakat sezamannya itu.
Sehingga dalam mencari jodoh haruslah melalui para orang tua dan sianak cukup menyampaikan keinginannya kepada kedua orang tua.
Jika seorang pemuda merasa
tertarik akan seorang gadis, maka ia akan menyampaikan kepada kedua orang
tuanya, dang tua tersebut harus mencari thu akan keadaan sigadis yang
dimaksudkan oleh sipemuda,
Untuk mencari tahu tentang
keadaan sigadis, maka ia ditunjuklah seorang yang dopercaya untuk mencari tahu
tentang keadaan sigadis tersebut.
Maka si perantara tersebut akan
melakukan penyelidikan tentang keadaan si gadis tersebut mengenai :
- Siapa orang tua gadis ini
(garis keturunannya)
- Bagaiman fi’ilnya, sifatnya,
santunnya, dsb.
- Apa pendidikannya, berapa
bersaudara.
- Bagaimana parasnya, cacat tubuh
apa tidak.
- Apa keterampilannya untuk rumah
tangga
- Bagaiman sikap terhadap sanak
saudara.
- Bagaimana pula sikap terhadap
tetangga.
- Dan sebagainya secara lengkap.
Jadi, kegiatan mencari tahu
tentang diri si gadis ini dilakukantidak dengan terang-teranganuntuk mencari
jodoh, melainkan secara terselubung, misalnya dalam sindir dan kias yang khusus
dimiliki oleh orang yang ditunjuk tersebut dan kegiatan inilah yag dinamakan
dengan MERISIK.
Merisik dapat dilakukan melalui
keluarga si gadis (orang tuanya) ataupun melalui para sahabat dan kawan
sepermainan dengannya.Kegiatan merisik ini juga berlaku bagi keluarga si gadis
yang ingin mengetahui pula tentang diri si lelaki maka akan berlaku pula hal
sebaliknya yang serupa.
II. MEMINANG
Setelah pihak lelaki semufakat
untuk menjodohkan anak lelakinya dengan sigadis yan telah disepakati, maka
dikirimlah perutusan kerumah si gadis untuk meminang atau melamar si gadis
secara resmi.Perwakilan terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seorang
juru bicara.Supaya pihak wanita tidak merasa dikejutkan atas kedatangan
ini.Pada pertemuan ini pihak lelaki menyampaikan maksud dan tujuan
kedatangannnya, yang dijawab oleh pihak wanita.
Pada pelaksanaan peminangan ini
adakalanya pihak wanita tidak langsung menjawab atas pinangan ini, melainkan
meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya dan kepada pihak lelaki diminta
datang kembali pada hari yang ditentukan, dan sebaliknya ada pula jawaban
diberikan pada saat peminangan itu.Jika jawaban diberikan beberapa hari
kemudian, ini menandakan bahwa pihak wanita ingin bermufakatdulu dengan pihak
keluarga dan juga ingin pula terlebih dahulu mengetahui tentang anak lelaki
yang akan dijodohkan dengan anak gadisnya. Tentu mereka juga akan merisik
terlebih dahuli tentang lelaki tsb.
III. MENGANTAR TANDA (
BERTUNANGAN )
Setelah pinangan diterima, maka
akan dilakukan acara mengantar tanda sebagai ikatan tali pertunangan.
Setelah pihak wanita menyatakan
menerima atas pinangan pihak lelaki, maka pihak lelaki kembali mengirim
perutusan kerumah pihak wanita untuk menyampaikan tanda ikatan untuk keua anak
mereka.
Didalam pelaksanaan meminang
tersebut pihak lelaki selalu membawa serta barang kemas sebagai tanda ikatan
perjodohan, karena lazim juga jawaban langsung diberikan oleh pihak wanita
bahwa pinangan diterima atau ditolak.
Jika ditolak maka perutusan akan
kembali kerumah dengan tangan hampa.Sebaliknya jika langsung diterima maka akan
dilanjutkan dengan penyerahan tnda sebagai ikatan perjodohan antara keduannya.
Kesimpulannya, Mengantar Tanda
ialah sebagai tanda ikatan perjodohan selalu dipersiapkan sebentuk cincin emas
dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya.
IV. MENGANTAR BELANJA.
Upacara mengantar belanja adalah
kedatangan perutusan keluarga calon pengantin lelaki kerumah calon pengantin
wanita untuk menyerahkan uang belanja sebagai bantuan untuk biaya pelaksanaan
upacara pernikahan dengan jumlah yang disesuaikan dengan kesangguapan calon
pengantin lelaki.
Mengantar uang belanja ini
dilengkapi pula dengan bahan pengiring berupa berbagai barang-baran keperluan
calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kemampuan pihak lelaki.
Menurut kebiasaannya
barabg-barang antaran ini disamping sejumlah uang juga disertakan barang-barang
seperti :a. Sepesalin bahan oakaian kebaya dari Tenunan Siak atau lebih.b.
Sepesalin bahan pakaina kebaya dari jenis kain lainnya atau lebih.c. Bahana
keperluan sholat.d. Tas tangan, selop (sandal), sepatu.e. Handuk mandi.f.
Selimutg. Bahan untuk berhias.h. Bunga rampai secukupnyai. Pakaian dalamj.
Bahkan ada yang menyerahkan seperangkat peralatan tidur komplit.k. Bunga rampai
secukupnya.
Yang paling utama hantaran
belanja adalah uang belanja sebagai tanda tanggung jawab.Sedangkan uang
hantaran sering dibuat kreasi dalam berbagai bentuk, seperti misalnya berbentuk
kapal layar, rumah-rumah atau bunga dll sesuai kemampuan sipenggubah memberikan
kreasi.
Penyampaian uang hantaran beserta
barang-barang pengiringnya ini disampaikan dalam suatu upacara khusus dan
lazimnya disampaikan melalui juru bicara dari masing-masing pihak dalam bentuk
pantun yang diawali denag tukat menukar tapak sirih yang berisi lengkap,
sebagai tanda kesucian hati dari kedua belah pihak.
Maksud yang terkandung dari
pelaksanaan upacara mengantar belanja ini adalah sebagai tanda tanggung jawab
dan rasa kebersamaan dari pihak lelaki, terutama sebagai dalam iktikat membina
rumah tangga bahagia, rukun damai, sakinah, mawaddah warahmah. Dan disini
tertanam sifat kegotong royongan.
Adapun pelaksanaan acara ini
adalah penyampaian maksud mengantar belanja yang disampaikan oleh juru bicara
dan menyebutkan satu persatu apa-apa yang diserahkan dan sekaligus menetapkan
hari pernikahan.
V. PERHELATAN PERNIKAHAN
Setelah pihak wanita menerima
menerima antaran belanja maka mulailah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapi
hari perkawinan, seperti membersihkan dan merapikan rumah, melengkapi peralatan
yang kurang, mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan hari perkawinan dsb.
Sehingga sampailah saat hari pelaksanaan.
Sebelum sampai pada hari puncak
yaitu hari pelaksanaan perkawinan, terlebih dahulu dilakukan beberapa kegiatan
sebagai persiapan yaitu:
1. Menggantung ( hari menggantung
)
Hari menggantung adalah hari
dimulainya secara nyata persiapan upacara perhelatan pernikahan akan
dilangsungkan. Ini dilakukan sekira 5 (lima) atau 6 (enam) hari menjelang hari
pernikahan.
Kegiatan ini diawali dengan
memasang pentas pelaminan. Setelah pentas pelaminan selesai dipasang maka
pentas tersebut ditepung tawari, dan setelah itu barulah dilanjutkan dengan
memasang hiasan berupa tabir belang dengan cara digantung, yang dilakukan oleh
juru pelaminan.
Tabir belang digantung pada 4
sisi pelaminan dan dilengkapi dengan tabir gulung dan tabir jatuh serta tabir
perias yang dipasang pada bagian atas tabir belang.Warna tabir belang diatur
dimulai dari kuning, hijau dan merah. Dibagian tingkat pelaminan dipasang susur
bertekat dan dikiri kanan tempat duduk pelaminan dipasang bantal papan dan
bantal susun (bantal kopek). Variasi lainnya berupa kelambu memakai kain yang
indah dengan warna yang cocok dan serasi, namun tetap sederhana dan titik norak
dengan segala yang berkilat.
Pekerjaan menggantung ini mungkin
memakan waktu sampai dua hari atau tiga hari, namun diharapkan pada acara
berinai pelaminan telah selesai dihias.
Kenapa dinamakan dengan
menggantung?? Karena kebanyakan alat hias memasang bangsal (tenda) di bagian
luar rumah demikian pula dengan dapur tempat memasak.
2. Berinai Curi
Kepada setiap calon pengantin
dilakukan upacara berinai yang dilaksanakan pada malam hari. Peralatan berinai
yang telah dipersiapkan dirumah calon pengantin wanita, secara diam-diam dibawa
kerumah calon pengantin lelaki yang akan dipergunakan pula untuk calon
pengantin lelaki berinai.
Karena pelaksanaan berinai ini
dilakukan pada malam hari dan sebagian dari inai dirumah pengantin wanita
diambil secara diam-diam (dicuri) maka acra ini disebut Malam Berinai
Curi.Malam berinai ini dilakukan sekira 3 hari menjelang hari pernikahan atau
perkawainan. Kegiatan pada malam berinai ini diawali oleh Mak Andam
mempersiapkan peralatan untuk berinai.
Maksud yang terkandung dari
berinai ini adalah untuk menolak bala, melindungi diri dari segala kejahatan
serta menaikkan seri dan cahaya serta memberikan kekuatan serta wibawa.- Kalau
memakai inai ditangan, merahnya pemanis, merah penolak bala dan hantu setan,
merah tanda dalam anyir, tak dapat digamng-gamang.- Kalau memakai inai dikuku,
inai pemanis- Kalau memakai inai ditapak tangan, tanda inai penjaga diri.- Inai
keliling tapak kaki dan tangan, inai kasih pembangkit seri, tidak jauh karena
gamang, tidak tergelicik karena licin, tidak tertarung dibatang tumbang.- Kalau
inai ditapak kaki, inai tanda tak boleh berjalan jauh. Jauh nya dapat
dipanggil-panggil, jauh setakat tingkat pelaminan.- Ibu jari tanda egois, jari
telunjuk tanda suka memerintah, jari tengah tanda penakut dan tak punya
inisiatif, jari manis tanda suka pada keindhan serta jari kelingking suka
memikirkan orang lain dan lupa memikirkan diri sendiri.
Kelengkapan Inai :
- Tepak sirih
berisi sirih lengkap.
- Inai yang sudah digiling halus secukupnya.
- Lilin lebah
untuk menutup kuku ( dihias/dibentuk )
- Bedak sejuk.
- Kain Lap / serbet /
kertas Tisu.
- Lilin untuk dinyalakan.
- Sabun mandi.
- Seutuhnya ditata dalam
piring beralas serbet.
3. Berandam
Upacara Berandam dilakukan sehari
sesudah berinai dan dilakukan pada pagi hari terhadap bujang dan dara calon
pengantin dikediaman masing-masing yang dipimpin oleh Mak Andam (Bidan
Pengantin).
Namun yang mutlak dilakukan untuk
wanita. Dilakukan pada pagi hari dengan maksud mengambil seri dari matahari
pagi sepenggalahan agar pengantin selalu bercahaya dan cerah secerah matahari pagi.
Adapun berandam ini hakekatnya
mencukur bulu roma diwajah sekaligus membersihkan muka, membetulkan alis dan
anak rambut baik dibagian muka maupun dibagian belkang tengkik.
Makna yang terkandung dalam
upacara berandam ini tiada lain adalah untuk pembentukkan keindahan lahiriah
guna perwujudan kecantikan bathiniahnya.
4. Akad Nikah
Upacara Akad nikah adalah upacara
keagamaan yang sacral yang menentukan syah tidaknya suatu perkawinan dimana
seorang ayah akan melepaskan tanggung jawab terhadap anak perempuannya kepada
seorang perjaka yang akan menjadi suami dihadapan Kadhi Nikah dan saksi-saksi
sesuai hukum syarak dan qur’an.Kata-kata penyerahan dari si ayah disebut Ijab,
sedangkan kata jawaban dari siperjaka pengantin lelaki disebut Kabul. Dan
upacara ini dilakukan di rumah pengantin wanita.
Setelah Ijab Kabul dilanjutkan
dengan pengantin lelaki menyembah orng tua pengantin wanita dan orang tua-tua
yang patut menurut adat dan lembaganya.Pada acara penyembahan ini terkandung
makna untuh memohon keampunan dari kedua orang tua dan keikhlasan menerima
kehadiran anak menantunya kedalam keluarga mereka.Seterusnya setelah akad nikah
maka si pengantin mestilah:
Tahu akan beban yang menantiTahu
akan apa yang menungguTahu hidup memegang wakilTahu alur dengan patutnyaTahu
akan salah dan silihTahu akan fungsi dan tugas suami istriTahu pula tempat
tegaknya isteri.
5. Berinai Lebai
Setelah kedua pengantin mengikuti
upacara menyembah orang tua pada acara akad nikah nikah selesai maka terhadap
kedua pengantin ini dilakukan upacar tepuk tepung tawar. Kedua pengantin ini di
dudukkan diatas pelaminan.Tepuk tepung tawar terhadap pengantin lelaki dan
perempuan didudukkan diatas pelaminan / gerai secar bergantian antara lelaki
dengan perempuan dan gading-gading pengantin lelaki berdiri dikiri dan kanan
pelaminan. Pada saat ini kedua pengantin ini ditepuk tepung tawari secarta
bersama / disandingkan dengan alas an menghemat waktu dan mereka telah syah
dipertemukan.Tepuk tepung tawar ini dilakukan oleh orang tua-tua atau yang
dituakan dikalangan keluarga maupun dimasyarakat dengan jumlah yang ganjil
sesuai dengan tingkat sosialnya dalam masyarakat dan sipenepuk yang terakhir
diharuskan memimpin pembacaan do’a.
Adapun tingkat social kehidupan
dimasyarakat yang ditemui dulunya adalah :
a. Tingkat Sultan : 9 orang
b. Tingkat
keluarga Sultan (Tengku/syed) : 7 orang
c. Tingkat Datuk-datuk/Encik-encik/wan :
5 orang
d. Tingkat Masyarakat Awam : 3 orang
Bersebab pada acara tepuk tepung
tawar ini dilakukan pula berinai ditelapak tangan yang disaksikan oleh orang
ramai dan dihadiri oleh ulama maka acara ini juga disebut sebagai “Berinai
Lebai”
Upacara akad nikah yang dirangkai
dengan tepuk tepung tawar (Berinai Lebai) ini berakhir dengan makan bersama dan
kemudian pengantin lelaki beserta rombongannya kembali kerumah kediamannya
untuk beristirahat sambil bersiap-siap menunggu waktu untuk bersanding / hari
langsung.
6. Upacara Khatam Al-Qur’an
Setiap remaja putri akan naik
pelaminan melangsungkan pernikahannya, maka sesudah akad nikah akan dilakukan
upacara berkhatam al-qur’an yang berarti telah menamatkan pelajaran mengaji
kitab Suci Al-Qur’an dan siap mengarungi dunia luas guna mencari bekal akhirat
kelak karena telah dibekali dengan pengetahuan agama untuk hidup berumah
tangga.
Upacara Khatam Al-Qur’an ini
dilakukan sehari setelah dilakukanakad nikah (keesokkan harinya) yang dilakukan
dirumah pengantin wanita.
Berkhatam al-qur’an juga
menunjukkan kuatnya keimanan seseorang atau keluarga yang mengasuhnya sejak
dari kecil lagi.Hal ini terlihat dalam ungkapan dat yang berbunyi :
Kalau duduk suruh mengaji
Kalau
tegak suruh sembahyang
Kemudian ditemui pula dalam
pantun nasihat :
Dari kecil Cilcilak Padi
Sudah
besar Cilcilak Padang
Dari kecil duduk mengaji
Sudah besar tegak sembahyang
7. Hari Berlangsung (Hari Bersanding)
Hari langsung (bersanding) adalah
hari yang dinanti-nantikan. Karena pada hari ini pengantin diarak dari rumahnya
menuju kerumah pengantin wanita untuk diduduk sandingkan disana dengan melalui
beberapa urutan kegiatan.
Diawali dengan menjumput
pengantin lelaki oleh beberapa orang tua sebagai perwakilan pengantin wanita.
Kedatangan para penjemput ini sekaligus membawa hidangan (makanan) untuk
pengantin lelaki lengkap dengan lauk pauk dan kueh muehnya.
Rombongan penjemput
ini disambut ditengah rumah dan dihidangkan minuman dan kueh. Pengantin lelaki
mempersiapkan diri dengan berpakaian baju Melayu Cekak Musang dari tenunan
Siak. Dan di jari kelingking serta ibi jari dipakai canggai sedangkan dikepala
dopakai yang dinamakan perkakas andam (Desto/Destar) atau tanjak/tengkolok dari
tenunan Siak.
0 komentar:
Posting Komentar